Latar Belakang Terjadinya Perang
Dunia I
Perang Dunia I melanda dunia pada
1914-1918. Perang hebat ini pada awalnya hanya terjadi di kawasan benua Eropa,
kemudian menjalar ke ke negara-negara di kawasan Benua Amerika dan Asia,
seperti Kanada, Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Cina dan Jepang.
Itulah sebabnya perang ini disebut Perang Dunia
Perang
Dunia I tidak terjadi dengan begitu saja, karena suatu peristiwa pasti ada
sebabnya. Begitu juga dengan Perang Dunia I ini. Latar belakang perang dunia
ini dapat dibedakan menjadi sebab umum dan sebab khusus. Sekumpulan kondisi
yang dapat memicu terjadinya perang dunia tersebut. Sedangkan sebab khusus
adalah suatu peristiwa yang menjadi titk awal terjadinya perang dunia tersebut.
A.
Sebab umum Perang Dunia I
·
Pertentangan Antarnegara
Negara-negara Eropa, seperti
Inggris, Jerman , Italia, Perancis dan Belgia mengalami kemajuan industri yang
sangat pesat. Keadaan ini mengakibatkan terjadinya persaingan ekonomi diantara
negara-negara tersebut untuk mendapatkan bahan baku dan daerah pemasaran.
Perluasan wilayah dilakukan negara-negara Eropa tersebut untuk memenuhi
kebutuhan Industrinya, seperti Inggris menduduki Malaysia, Singapura, India,
Afrika Selatan, dan Mesir. Bangsa Perancis berhasil menduduki Kamboja, Laos,
Maroko, dan Tunisia. Bangsa Jerman berhasil menduduki Afrika Barat Daya,
sedangkan Italia berhasil menduduki Afrika Utara.
Usaha memperluas daerah jajahan ini
sering kali menjadi persengketaan diantara negara-negara itu. Maka persaingan
yang semula hanya di bidang ekonomi berkembang menjadi persaingan politik.
Misalnya Italia dan Perancis sama-sama ingin menguasai daerah Afrika Utara.
Jerman dan Perancis memperenutkan daerah Ruhr. Austria dan Rusia memperebutkan
Balkan. Jerman dan Inggris memperebutkan daerah Timur Tengah. Dari persaingan
politik tersebut terjadi peperangan diantara negara-negara Eropa yang saling
bermusuhan tersebut. Peperangan tersebut adalah sebagai berikut:
Permusuhan Jerman dan Perancis
disebabkan adanya rasa dendam Perancis terhadap Jerman yang pernah dikalahkan
pada perang (1870-1871)
Jerman merasa dirugikan karena
barang dagangannya yang masuk Inggris dilarang untuk dibeli oleh orang-orang
Inggris. Selain itu Inggris merasa tesaingi oleh Jerman dalam hal angkatan
laut. Pada waktu itu Inggris merupakan negara terkuat di dunia dalam hal
angkatan laut.
Politik perluasan wilayah yang
dilakukan Perancis dibawah Napoleon Bonaparte sangat merugikan Inggris sebagai
negara negara yang menguasai lautan dunia.
Kedua negara ini mempunyai ambisi
yang sama untuk menguasai darah Balkan.
o
Jerman, Inggris, Perancis dan Italia
bersaing untuk menguasai wilayah Afika.
·
Persekutuan Antarnegara
Situasi pertentangan yang semakin
runcing menyebabkan munculnya persekutuan diantara negara-negara tersebut. Pada
1882, antara Jerman, Austria dan Italia membentuk persatuan militer yang
disebut Triple Alliance. Akibatnya timbul reaksi dari Inggris dan Perancis
dengan membentuk Entente Cordiale pada 1904 dan pada 1907 menjadi Triple
Entente, setelah Rusia menjadi anggota baru. Maka, dunia pada saat itu sudah
terbagi menjadi dua blok militer yang siap menerkam satu sama lain.
Persaingan diantara negara-negara
persekutuan militer tadi saling mengancam stabilitas negara-negara lainnya.
Akibatnya, mereka mengembangkan industri militernya untuk menghasilkan
senjata-senjata perang.
B.
Sebab Khusus Perang Dunia I
Insiden
yang menyebabkan perang antar negara-negara Eropa pada 1914 ialah kejadian di
daerah Balkan. Daerah Balkan meupakan wilayah yang strategis karena daerah
penghubung antara Eropa dan Asia.
Kejadian
di daerah Balkan dimulai dengan perang antara Austria dan Serbia. Serbia
bercita-cita ingin mempersatukan bangsa-bangsa Slavia Selatan dalam suatu
negara besar yang meliputi Slovenia, Kroasia, Bosnia, Herzegovina, Montenegro,
Macedonia, Serbia, dengan dipimpin oleh Serbia.
Pada
1878, Kongres Berlin memutuskan bahwa Serbia diberikan kemerdekaan penuh,
sedangkan Bosnia dan Herzegovina masih tetap diduduki oleh Austria. Perebutan
daerah Balkan inilah yang menjadi penyebab timbulnya pertentangan antara
Austria dan Serbia.
Hal yang mengkhawatirkan bagi
Austria ialah gerakan suku bangsa Slavia (Gerakan Pan-Slavianisme) di wilayahnya, yaitu Bosnia dan
Herzegovina. Gerakan ini didukung oleh Serbia yang juga musuh Austria.
Pada tanggal 28 Juni 1914,
pemerintah Austria mengutus putra mahkota Austria, Franz Ferdinanddengan tujuan untuk menenangkan
rakyat Slavia di Sarajevo, Bosnia. Akan tetapi, ia ditembak mati oleh seorang
pemberontak Serbia, bernama Gavrillo Princip. Dari hasil penyelidikan kasus tersebut, ternyata
pembunuhan tersebut sudah direncanakan sebelumnya di Elgrado (Serbia). Adapun
yang terlibat dalam rencana pembunuhan tersebut ialah pihak militer dan
pemerintah Serbia.
Pada 23 Juli 1914, Menteri Luar Negeri
AustriaLeopold
von Berchtold mengeluarkan ultimatum yang berisi
sebagai berikut:
·
Pemerintah Serbia harus menindas
semua gerakan anti-Austria di Serbia dan memecat pejabat-pejabat yang bersalah.
·
Para pejabat Austria diizinkan untuk
membantu gerakan penindasan kaum pemberontak dan menjatuhkan hukuman kepada
mereka yang terlibat dalam pembunuhan putra mahkota Austria.
Jawaban
ultimatum tersebut ditunggu dalam waktu 48 jam. Pemerintah Serbia akan memenuhi
sebagian besar tuntuan Austria, tetapi diikuti dengan tindakan mobilisasi
menghadapi perang. Pemerintah Austria menganggap jawaban ultimatum tersebut
tidak memuaskan sehingga mengumumkan perang terhadap Serbia pada tanggal 28
Juli 1914.
Perang
antara Austria dan Serbia, meluas karena melibatkan sekutu-sekutunya. Serbia
mendapatkan bantuan dari Rusia dan Perancis. Jerman memihak Austria dengan
menyatakan perang dengan Perancis. Ketika Jerman menerobos Belgia untuk
menyerang Perancis, Inggris membantu Belgia dan Perancis dengan menyatakan
perang dengan Jerman pad 4 Agustus 1914. Dalam jangka waktu seminggu, lima
negara besar terlibat ke dalam kancah perang Austria-Serbia. Maka terjadilah
perang besar-besaran.
Perang Dunia I ini terbagi kedalam
dua blok yang berseteru, yaitu Blok Serikat atau Sekutu (Allied) dan Blok Sentral (Axis). Blok Serikat terdiri dari
negara-negara yang tergabung dalam Triple Entente, sedangkan Blok Sentral
tersiri dari negara-negara yang tergabung dalam Triple Alliance.
Peperangan
terjadi di dua front, yaitu barat dan timur. Jerman menghadapi Perancis di
front barat dan Rusia di front timur. Jerman merencanakan untuk menghancurkan
Perancis di front barat sebelum menghadapi Rusia di timur. Pada September 1914,
Jerman sudah mencapai sungai Marne dan mengancam Paris. Namun, rencana ini
gagal karena mendapatkan perlawanan sengit dari Perancis. Selain itu Jerman
harus menghadapi Rusia yang sudah menuju Prusia.
Perancis
dapat menahan Jerman di sungai Marne, Inggris tetap dapat menguasai selat
Inggris, serta Rusia tetap dapat bertahan di Prusia. Akhirnya, peperangan yang
semula bersifat langsung kilat, kini menjadi peperangan pasif. Pasukan militer
kedua belah pihak mengambil posisi masing-masing dalam parit-parit perlindungan
yang memanjang sejauh 78 km dari laut Utara sampai perbatasan Swiss.
Sementara
perang berjalan lambat, kedua belah pihak berusaha memperkuat dirinya di luar
Eropa dengan memperluas daerah jajahannya. Inggris dan Perancis menyerang
daerah jajahan Jerman di Togoland, Kamerun, dan Afrika Timur. Di Asia Pasifik,
Jepang mengambil alih daerah jajahan Jerman di Kepulauan Marshall, Mariana, dan
Karolina.
Menurut
perhitungan kekuatan, angkatan perang Blok Serikat lebih besar tiga kali lipat
dari kekuatan Blok Sentral. Keadaan ini mengakibatkan Blok Sentral banyak
mengalami kekalahan. Pada 12 Desember 1916, Jerman mengusulkan perdamaian. Usul
tersebut diterima oleh pihak Serikat dengan persyaratan yang memberatkan bagi
Blok Sentral, yaitu:
·
Pembebasan Belgia, Serbia, dan
Montenegro yang dikuasai Jerman pada 1915,
·
penarikan tentara Jerman dari
Perancis, Rusia dan Rumania,
·
Pembebasan bangsa Italia, Slavia,
Rumania, dan Cekoslovakia yang berada dibawah kekuasaan Austria dan pembebasan
bangsa-bangsa yang berada dibawah kekuasaan Turki,
·
Ganti rugi perang dari pihak Sentral,
·
Jaminan yang meyakinkan bahwa
perdamaian di Eropa akan dipelihara dengan baik.
Dengan
persyaratan yang demikian berat, pihak Sentral pun akhirnya membatalkan usul
perdamaian tersebut.
Untuk mematahkan blokade Inggis,
Jerman pada 31 Januari 1917 melancarkan perang kapal selam tak terbatas.
Akibatnya 5 kapal dagang dan penumpang Amerika Serikat ditenggelamkan Jerman
pada Maret 1917, termasuk Kapal Lusitania yang sudah lebih dulu ditenggelamkan
oleh Jerman pada 7 Mei 1915. Amerika yang semula bersikap netral, akhirnya
mengumumkan perang terhadap Jerman pada 10 April 1917.
Sementara itu di Rusia terjadi
pergolakan dari kaum buruh yang menginginkan perdamaian. Terjadi revolusi buruh
yang menggulingkan kekuasan Kaisar Nicolas II dibawah pimpinan Lenin dari kaumBolshevik. salah satu langkah dari
pemerintahan kaum Bolshevik ini ialah menarik diri dari Perang Dunia I dengan
melakukan Perjanjian Brest Litovsk(1918). Hal ini sangat menguntungkan
Blok Sentral.
Sejak
pasukan AS mengalir ke Benua Eropa, Blok Serikat mampu memukul mundur pasukan
Blok Sentral. Akibatnya, pada September 1918, Bulgaria mengajukan damai dan
satu persatu negara yang bergabung dalam Blok Sentral mengalami kekalahan.
Pasukan
Serikat menduduki Macedonia dan Serbia, Inggris berhasil menduduki Yarussalem.
Bersama-sama pasukan Arab, Inggris dibawah Jendral Allenby berhasil mendesak
Turki dan berhasil merebut benteng-benteng pertahanan dari Baghdad sampai
Aleppo. Turki tidak lagi menahan serangan-serangan Serikat. Akhirnya Turki
harus menandatangani Perjanjian Sevres pada 1920. Sementara itu, bangsa-bangsa
Polandia, Cekoslovakia, Kroasia dan Slavia membebaskan diri dan membentuk
negara merdeka setelah kekaisaran Austria-Hongaria runtuh.
Pasukan Jerman bertahan mati-matian
sambil mundur menahan gempuran-gempuran Sekutu. Semangat pasukan Jerman mulai
rontok dan rakyat Jerman mengalami kelaparan. Sementara itu, di dalam negeri
Jerman sendiri terjadi pemberontakan rakyat. Gerakan orang-orang komunis di
Munich dapat menggulingkan kekaisaran Wilhelm II sehingga terbentuklah negara
republik. Akhirnya Jerman pada 11 November 1918 menandatangani perjanjian
gencatan senjata menurut syarat-syarat yang ditentukan pihak Serikat. Perang
Dunia I berakhir setelah Jerman menandatangani perjanjian Versailles pada 28 Juni 1919.
Perang
Dunia I merupakan pergerakan total dari segala kekuatan yang dimiliki oleh
negara-negara di berbagai belahan dunia, terutama negara-negara di Benua Eropa.
Negar-negara yang terlibat dalam Perang Dunia I, baik yang kalah maupun yang
menang sama-sama menanggung resiko. Lebih dari 10 juta orang meninggal dan
sekitar 20 juta orang terluka sebagai korban kedahsyatan Perang Dunia I. Selain
itu, Perang Dunia I berpengaruh besar terhadap kehidupan manusia dalam bidang sosial,
ekonomi dan politik.
o
Munculnya negara-negara baru,
seperti Polandia, Cekoslovakia, Kroasia, Yugoslavia, Hongaria, Irak, Iran,
Yordania, Mesir, Arab Saudi, dan Syria (Suriah).
o
Munculnya paham-paham baru, seperti
fasisme di Italia, naziisme di Jerman, nasionalisme di Turki, militerisme di
Jepang, dan komuisme di Rusia.
o
Perang Dunia I membutuhkan
perlengkapan, sehingga mendorong produktivitas industri yang semakin besar.
Dengan demikian buruh semakin dibutuhkan, sehingga kedudukan buruh dan wanita
semakin penting.
o
Perangyangberkepanjanganmenimbulkan
rasa marah, bosan, ngeri sehingga memunculkan keinginan perdamaian. Maka
dibentuklahLeague
of Nations atau Liga Bangsa-Bangsa pada 1919.
Selama
Perang Dunia I berkecemuk, perekonomian tidak mendapat perhatian yang layak.
Akibatnya, krisis ekonomi yang dahsyat melanda dunia. Hal ini dikenal dengan
sebutan Malaise 1929.
Adapun penyebab dari krisis ekonomi
tersebut adalah sebagai berikut:
o
Kemiskinan akibat tenaga manusia
tercurah untuk keperluan perang, dan faktor-faktor produksi rusak.
o
Over produksi, akibat perdagangan
internasional terhenti oleh proteksi yang dilakukan oleh negara-negara
totaliter seperti Jerman, Italia dan Rusia.
o
Terhambatnya pemberian kredit. Banyak
nasabah yang menarik dopositnya karena terjadi inflasi yang sangat tinggi serta
banyak perbankan yang menarik kembali pinjamannya.
o
Terjadinya kekacauan pembayaran.
Terjadi perbedaan besar dalam nilai mata uang Jerman, Austria, dan Perancis
terhadap dollar Amerika. Pada puncak krisis nilai mata uang mencapai
1$=4000.000.000 Mark Jerman.
Lahirnya Negara-Negara Fasis
Negara
fasis adalah negara yang menjalankan kekuasaan pemerintahannya dengan cara
diktator sehingga rakyat tidak bebas mengeluarkan pendapat. Sejak semula,
fasisme sangat menentang komunisme, sosialisme, dan liberalisme. Fasisme ingin
membentuk negara otoriter-totaliter.
Dalam
negara yang otoriter-totaliter, seluruh aspek ekonomi, sosial dan politik
ditentukan oleh satu partai penguasa. Kaum fasis sangat mengutamakan dan
mengagungkan perang dan disiplin militer. Selain itu, negara fasis
mengembangkan perasaan nasionalisme yang sangat berlebihan (ultra nasionalisme
atau chauvinisme) disertai dengan semangat heroisme di kalangan masyarakat
luas. Oleh sebab itu, negara-negara fasis sangat agresif. Hal ini merupakan
salah satu penyebab pecahnya Perang Dunia II. Adapun, negara-negara yang
melambangkan paham fasisme, yaitu Italia dibawah Mussolini, Jerman dibawah
Hitler, dan Jepang dibawah Kaisar Hirohito.
·
Fasisime Italia di bawah Mussolini
Tidak
hanya negara yang kalah perang yang mengalami masalah ekonomidalam negerinya,
tetapi negara-negara yang merasa menang perang pun tidak luput dalam krisis
tersebut. Italia yang masuk dalam Blok Sekutu pada waktu Perang Dunia I
mengalami masalah di bidang ekonomi di dalam negerinya sehingga mendorong
timbulnya gerakan dari partai yang menentang Raja Victor Immanuel III dibawah pimpinan Benito Mussolini melalui partai fasis.
Meskipun Mussolini memegang
kekuasaan pemerintahan secara diktator setelah merebutnya dari tangan Raja
Victor Immanuel III, ia tidak berhasil memulihkan keadaan ekonomi negara.
Dengan demikian, pemerintah memutukan untuk mengalihkan perhatian rakyat dengan
perang ke luar negeri, yaitu dengan menyerbu Abbesinia (Ethiopoa) pada 1934.
·
Naziisme Jerman di bawah Hitler
Sebagai negara yang kalah dalam
Perang Dunia I, situasi dalam negeri Jerman mengalami krisis ekonomi yang
sangat hebat, situasi ekonomi yang sangat labil, inflasi melonjak, dimana-mana
pengangguran bertamabah banyak. Sementara itu, selain tidak bisa mengatasi
masalah ekonomi, pemerintah juga tidak mampu menmbayar utang ganti rugi perang
kepada pihak Sekutu.
Ketidakmampuan
pemerintah Jerman mengatasi krisis ekonomi mengakibatkan rakyat tidak lagi
mempercayai pemerintah sehingga mendorong timbulnya partai-partai baru yang
bersifat lebih keras, sperti Partai Spartacis (komunis), Partai Sosial Demokrat
dan Partai Sosialis Nasionalis. Parati terakhir ini disebut National Sozialistische
Deutsche Arbeiter Partie atau NAZI yang dipimpin oleh Adolf Hitler. Kesengsaraan rakyat menurut Hitler
diakibatkan karena kalah perang. Orang komunis dan Yahudi disebut sebagai
pengacau ekonomi Jerman. Dalam bukunya Mein Kamf(Perjuanganku), Hitler menyatakan
bahwa dunia akan baik jika dipimpin oleh orang-orang Jerman sebab orang Jerman
ditakdirkan untuk menguasai negara-negara lain. Selama memimpin Jerman, Hitler
bertindak sangat diktator. Hitler bercita-cita melaksanakan pemerintahan yang lebensraum(memperluas ruang hidup).
·
Militerisme Jepang dibawah Kaisar Hirohito
Pada
masa Kekaisaran
Hirohito, perindustrian Jepang semakin
berkembang dan kehidupan politik bertumpu dengan kuat pada pemerintahan
parlementer. Akan tetapi, kemunculan faktor-faktor baru pada masa itu dapat
merusak dan menurunkan wibawa dan pengaruh parati-partai politik, antara lain
kehidupan perekonomian bangsa Jepang semakin tdak menentu. Selain itu,
kepercayaan rakyat terhadap partai politik semakin merosot karena bebeapa
skandal terbuka di muka umum. Keadaan ini dimanfaatkan oleh kaum ekstrimis dan
kaum militer sehingga memperburuk keadaan Jepang saat itu. Bahkan, partai
politik digabungkan dan rakyat dipaksa untuk berperang melawan Cina.
Sejarah partai politik Jepang
berakhir dengan dihapusnya seluruh partai politik dan digantikan dengan sebuah
gabungan partai nasional yang hanya formalitas saja. Sama halnya dengan fungsi
parlemen yang kurang mampu menyumbangkan gagasan atau menyaring berbagai
kebijakandari penguasa. Hal ini pula yang menyebabkan timbulnya Perang Pasifik
pada 1942.
Adapun penyebab Jepang menjadi
imperium, antara lain:
o
kepadatan penduduk akibat kemajuan
Jepang;
o
pembatasan imigrasi bangsa Jepang
yang dilakukan bangsa lain;
o
kebutuhan bahan baku industri dan
daerah pemasaran hasil-hasil industri;
o
Jepang selalu ingin menguasai dunia,
sebagaimana yang dilakukan oleh negara-negar maju lainnya. Hal itu juga
dilandasi oleh ajaran Shinto yang
dianutnya tentang Hakko
Ichi U (dunia sebagai satu keluarga). Ajaran
ini mengartikan bahwa dunia ini disusun sebagai satu keluarga, dimana Jepang
sebagai kepala keluarganya.
Latar Belakang Terjadinya Perang
Dunia II
Keadaan
damai di Benua Eropa pasca Perang Dunia I hanya berlansung tidak lebih dai 15
tahun. Pada periode 1930-an keadaan politik dunia kembali memanas menyerupai
kondisi politik pada 1900-1912, sebelum meletusnya Perang Dunia I. Maka
negar-negara yang pernah terlibat dalam Perang Dunia I segera mempersiapkan
diri untuk menghadapi perang yang mungkin terjadi yang lebih dahsyat dari
perang yang sebelumnya.
Politik revanche ildea (semangat membalas) terus
dikembangkan dan dihembuskan oleh negara-negara yang kalah dalam Perang Dunia
I. Selain itu munculnya negara fasis (totaliter), seperti Jerman, Italia, dan
Jepang merupakan salah satu penyebab meletusnya Perang Dunia II. Oleh karena
itu, banyak orang mengatakan bahwa Perang Dunia II merupakan kelanjutan dari
Perang Dunia I.
Pada
hakikatnya, latar belakang Perang Dunia II sama dengan Perang Dunia I, yakni
terbagi atas sebab umum dan sebab khusus. Sebab umum melatarbelakangi
berkecemuknya politik dunia pasca Perang Dunia I.
o
Kegagalan Liga Bangsa-Bangsa (LBB)
LBB yang diharapkan dapat menjadi
suatu lembaga yang dapat menciptakan perdamaian dunia, ternyata tidak
menjalankan peranannya dengan baik. Seperti pada 1935, ketika Italia melakukan
agresi terhadap Ethiopia. LBB tidak dapat mncegah agresi itu. Oleh karena itu,
dalam waktu satu tahun, Italia dapat menguasai Ethiopia.
Industri angkatan perang berkembang
dengan pesat karena mendapat dukungan dari keuangan negara. Sebagian besar
anggaran belanja negara ditujukan untuk bidang industri agar dapat membangun
kembali industri yang telah hancur pada masa Perang Dunia I.
Masing-masing negara berusaha saling
mengungguli lawan-lawan mereka dengan melengkapi persenjataannya. Curiga
mencurigai diantara sesama negara Eropa sering muncul sehingga menyebabkan
masing-masing negara mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan adanya
serangan dari negara-negara lain atau untuk menyerang negara lain.
o
Persekutuan dan Pertentangan Paham
Berkembangnya berbagai paham setelah
Perang Dunia I telah menjadikan negara-negara Eropa membentuk
persekutuan-persekutuan berdasarkan kepentingan ideologi yang berkembang di
negara masing-masing.
Menjelang Perang Dunia II, terdapat
tiga paham yang saling bertentangan, yaitu sebagai berikut:
§
Paham Komunis yang dipimpin Rusia
(Blok Komunis),
§
Paham Fasis Totaliter dipimpin
Jerman dan Italia (Blok Fasis),
§
Paham Demokrasi dan Liberalisme yang
dipimpin Amerika Serikat, Inggris dan Perancis (Blok Demokrasi).
§
Terjadinya blok-blok ini sebagai
akibat dari timbulnya politik mencari kawan yang sepaham dan seperjuangan
(aliansi). Dari sinilah, mulai timbul saling mencurigai antara satu negara
(besar) dan negara (besar) lainnya.
Dunia
Barat, termasuk Italia dan Jerman mulai mencurigai komunisme Rusia. Selanjtnya,
Rusia san Sekutunya mencurigai gerakan fasisme di Italia dan naziisme yang
berkembang pesat di Jerman. Ketegangan di antara negara-negara tersebut mulai
menghangat dan masing-masing pihak memperkuat dan mencari dukungan dari negara
lain.
Sebab khusus yang memicu meletusnya
Perang Dunia II adalah serangan Jerman atas Polandia pada 1 Septemer 1939.
Serangan yang dilancarkan Jerman ini telah mengawali pertempuran dunia di front
Eropa. Sedangkan sebab khusus yang mengawali Perang Dunia II di kawasan Asia
Pasifik adalah pemboman pangkalan angkatan laut Amerika Serikat di Pearl
Harbour, Hawaii oleh Jepang pada 7 Desember 1941. Pemboman ini telah mengawali
berkobarnya Perang Pasifik atau Perang Asia Timur Raya.
Setelah
Jerman melancarkan serangan ke Polandia pada 1 September 1939, tiga hari
kemudian, 3 September 1939 Perancis dan Inggris menyatakan perang terhadap
Jerman. Maka, dimulailah Perang Dunia II antara Blok AS (Poros) yang dipimpin
Jerman dengan Blok sekutu yang dipimpin Inggris, dengan politik lebensraum,
pada 9 April 1940 Tentara Jerman dalam waktu singkat melakukan serangan secara
besar-besaran ke wilayah utara dan berhasil menduduki Denmark dan Norwegia.
Pada 10 Mei 1941, pasukan Jerman melakukan serangan pula ke wilayah barat,
yaitu ke negeri Luxemburg, Belanda, Belgia dan selanjutnya mengancam Prancis.
Pada 10 Juni 1940, Italia terjun ke
kancah peperangan dengan memihak Jerman. Akhirnya dengan gempuran-gempuran yang
sangat dahsyat dari Jerman dan italia selama 12 hari, Perancis dapat ditaklukan
pada 22 Juni 1940. Selanjutnya Jerman mencoba untuk menguasai Inggris. Namun
serangan -serangan Jerman, baik angkatan udara maupun darat dapat dipatahkan
oleh pasukan Inggris dibawah pimpinan Perdana Menteri Winston
Churchill
Jerman dan Italia kemudian menduduki
daerah Balkan dan mendapat perlawanan sengit dari pasukan partisan Yugoslavia
dibawah pimpinan Josep
Broz Tito.
Pada
22 Juni 1941, Jerman memulai serangan-serangan ke arah timur, yaitu Rusia.
Serangan-serangan tersebut berhasil dengan gemulang sehingga negara-negara
sekutu dalam posisi bertahan. Namun pada musim dingin 1944, pasukan Rusia dapat
memukul mundur pasukan Jerman dengan menerobos jauh ke arah Polandia, Rumania,
Yugoslavia, Hongaria seringga dapat mengusir pasukan Jerman dari daerah Balkan.
Di Pasifik, Jepang telah memulai Perang Asia Timur Raya dengan melakukan pengeboman
terhadapa pangkalan militer AS di Pearl Harbour, Hawai pada 7 Desember 1941.
Keesokan harinya, AS menyatakan perang dengan Jepang dan negara Poros lainnya.
Dalam waktu 100 hari, Jepang berhasil merebut koloni Inggris di Malaya dan
Burma, koloni Amerika di Filipina, koloni Belanda di Indonesia, dan sejumlah
pulau di Pasifik.
Untuk membalas serangan Jepang,
sekutu menyusun strategi dengan melakukan taktik "Loncat Katak" (Jumping Frog). Stategi ini dipimpin oleh Jendral Douglas Mac Arthur dan Laksamana Chester Nimittz.
Pada
7 Mei 1942, sekutu berhasi menghancurkan tentara Jepang di laut Karang dekat
Papua. Setelah itu, pada 1945, sekutu berhasil merebut Filipina dan Indo-Cina.
Tentara Jepang akhirnya menyerah pada Sekutu pada 15 Agustus 1945 setelah
sebelumnya Hiroshima dan Nagasaki dibom atom pada 6 dan 9 Agustus 1945.
Sebelumnya, pasukan Sekutu di bawah
pimpinan Montgomery pada 23 Oktober 1942 mendapat kemenangan dalam Perang El-Alamein di Afrika Utara. Disusul oleh
kemenangan AS di Aljazair, Inggris-AS di Sisilia dan Italia Utara. Adapun, di
Italia serangan Sekutu mendapat perlawanan sengit dari pasukan Jerman. Namun,
pada 3 September 1943 Italia akhirnya dapat ditaklukkan.
Pada 6 Juni 1944, Jendral Eisenhower memimpin pasukan sekutu untuk menyerang Jerman yang
menguasai Perancis di Norwegia, Normandia, dan Perancis Selatan.
Serangan-serangan itu berhasil dilancarkan dengan direbutnya Perancis pada 24
September 1944.
Pada
awal 1945, pasukan sekutu melancarkan serangan langsung ke wilayah Jerman
dengan menghancurkan pusat-pusat industri Jerman dan berhasil menduduki kota
Berlin. Pasukan Jerman terdesak. Pada 7 Mei 1945, Jerman akhirnya menyerah
kepada Sekutu.
Dengan
menyerahnya Jerman dan Jepang kepada Sekutu, berakhirlah Perang Dunia II.
Kekalahan yang dialami pada Perang Dunia I terulang kembali oleh Jerman dan
Italia.
Akhir
dari Perang Dunia II ialah dengan penandatanganan Perjanjian Potsdam antara
Jerman dan Sekutu pada 17 Juli -2 Agustus 1945 dan Perjanjian San Fransisco
pada 8 September 1951 antara Jepang dan Sekutu. Pihak yang kalah perang
diharuskan ganti rugi perang, pembagian wilayah, pembagian daerah-daerah yang
direbut pada masa perang. Selain itu, mereka yang bertindak sebagi otak Perang
Dunia II dinyatakan sebagai penjahat perang dan diadili di depan Mahkamah
Internasional.
Perang
Dunia II merupakan perang terbesar dan terdahsyat yang peranah terjadi selama
ini. Perang ini menelan korban yang sangat besar, yakni sekitar 40 juta orang.
Perang ini juga membawa akibat besar bagi dunia terutama terjadi
perubahan-perubahan di bidang ekonomi, politik dan sosial.
o Munculnya dua kekuatan besar dunia
(adikuasa atau super power), yakni Amerika Serikat dengan ideologi Demokrasi
Liberalnya (liberalisme), dan Uni Soviet dengan ideologi komunisnya.
o Terjadi persaingan di antara kedua
ideologi yang berbeda berakibat munculnya perang dingin (cold war). Namun perang dingin ini sudah
pudar bahkan berakhir setelah Uni Soviet terpecah pada 1991 menjadiCommonwealth of Independent State (CIS). Pada masa perang dingin ini kedua kekuatan mencoba
mempengaruhi negara-negara sepaham untuk membentuk aliansi (persekutuan),
seperti North
Atlantic Treaty Organization (NATO),
yaitu fakta pertahanan Amerika Serikat bersama negara-negara Eropa Barat.
Adapun aliansi bentukan Uni Soviet adalah Pakta Warsawa, yaitu pertahanan Uni Soviet
bersama negara- negara Eropa Timur,
o Munculnya negara-negara merdeka di
Asia, seperti Indonesia, Filipina, India, Pakistan dan Srilanka.
Setelah
Perang Dunia II berakhir, perekonomian dunia mengalami kekacauan sehingga
Amerika Serikat katakutan pihak komunis akan mempengaruhi negara-negara yang
sedang kesulitan. Untuk itu, Amerika Serikat memberikan bantuan (kredit) bagi negara-negara
Eropa yang hancur akibat Perang Dunia II. Misalnya melalui program Marshall Plan 1947. Akibatnya, paham komunis dapat
dibendung di wilayah Eropa Barat. Selain itu, negara Jerman dan Jepang muncul
sebagai negara industri besar setelah mendapat bantuan dari Amerika Serikat.
Munculnya keinginan yang kuat dari
sebagian negara di dunia untuk menciptakan perdamaian abadi. Dari tekad inilah
muncul lembaga internasional yang berwibawa dalam melakukan perdamaian, yaitu
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1945. Adapun para pelopor pendiri
PBB ialah Franklin Delano Roosevelt (AS), Winston Churchill (Inggris) dan Josef
Stalin (Uni Soviet).
Support blog ini dengan mengklik salah satu iklan, 1 klik anda sangat berarti.