Keringat mulai bercucuran di wajahnya dan badannya yang
kekar pun terlihat basah. Waktu masih menunjukkan pukul 8, namun ia sudah
terlihat seperti telah bekerja setengah hari. Dia melakukan hal tersebut hampir
setiap hari. Ya, dia adalah Eko, seorang atlit angkat beban.
Akhir – akhir ini ia lebih sering latihan dikarenakan
akan ada sebuah kejuaraan internasional bulan depan. Dan ia bertekad untuk
mendapatkan yang terbaik pada kejuaraan tersebut.
“Hyaaa” beban yang berat itu mampu diangkat olehnya.
“Hebat sekali kamu ko, itu angkatan terbaik kamu” tanggap
Azis rekan Eko di tempat latihan.
“Ah biasa saja kok” balas Eko dengan rendah hati.
Setelah angkatan terbaik tadi Eko dan Azis pun
menyudahkan latihan mereka pada hari itu.
Sesampainya di rumah Eo disambut oleh seorang wanita
dengan perut yang terlihat membesar. Ya, wanita tersebut adalah istri Eko yang
sedang hamil, wanita tersebut menyambut Eko dengan senyuman dan juga dengan
membuatkan segelas teh hangat untuk Eko.
Waktu pun terus berjalan, kejuaraan Internasional terseut
pun semakin dekat. Seiring dengan itu usia kehamilan istri Eko terus bertambah
pula.
Pada awalnya Eko merasa baik saja dengan keadaan seperti
itu, namun seiring dengan berjalannya waktu Eko pun mulai sadar bahwa kejuaraan
yang akan ia ikuti kemungkinan bersamaan dengan waktu persalinan istrinya.
Kegundahan hati Eko pun semakin bertambah karena ia tidak
memiliki cukup uang untuk proses persalinan istrinya tersebut.
“Bu, gimana kalau nanti pas Ibu melahirkan bapak tidak
bisa menemani?” tanya Eko kepada istrinya.
“Lho emangnya kenapa pak?” jawab istri Eko.
“Ya soalnya kejuaraan yang bapak mau ikuti kemungkinan
bersamaan dengan persalinan ibu” balas Eko.
“Yowis lah pak ndak papa lah pak kamu ikuti saja
kejuaraan itu, lagipula itu juga kan buat negara kita juga pak, ibu bisa kok
sendirian” jawab istri Eko dengan senyum.
Kejuaraan hanya tinggal 2 hari lagi, Eko pun berkemas
menyiapkan barang yang akan ia bawa nanti.
“Ibu yakin gapapa bapak tinggal sendiri dirumah?” tanya
Eko dengan penuh kekhawatiran menjelang keberangkatannya.
“Ndak papa kok pak” jawab istrinya dengan sedikit
meyakinkan Eko.
Eko pun berangkat menuju bandara. Dan dengan penuh
kekhawatiran dan kebimbangan Eko meninggalkan istrinya seorang diri, karena
memang tidak ada pilihan lain ia juga harus mencari biaya untuk persalinan
istrinya.
Sesampainya di Uzbekistan, yakni negara tempat
dilaksanakannya kejuaraan tersebut, Eko terus berkomunikasi dengan istriya untuk
mengetahui bagaimana kondisinya.
Dan waktu kejuaraan pun tiba, Eko melihat sekelilingnya
dan melihat para lawannya bertubuh sangat besar dan kekar, mungkin Eko
merupakan yang terkecil diantara mereka. Namun Eko tidak putus semangat, ia
bertekad untuk mengharumkan dan membesarkan nama Indonesia pada kejuaraan
tersebut.
Dikarenakan tekad dan semangat yang kuat akhirnya Eko
bisa menjadi juara. Ya Eko sagat senang karena selain ia mendapat juara ia juga
mendapat hadiah uang, dan itu akan ia gunakan untuk biaya persalinan istrinya.
Namun setelah selesai dari kejuaraan tersebut Eko tidak
dapat menghubungi istrinya. Hati Eko yang awalnya senang berubah menjadi
gundah, Eko terus berusaha menghubungi istrinya namun tetap tidak bisa. Setelah
beerjam jam mencoba akhirnya Eko bisa menghubungi istrinya. Dan saat menelpon
istrinya terukir senyum indah di wajahnya, ya istrinya telah melahirkan dan
bayinya pun lahir dengan selamat. Eko merasa lega dan sangat bahagia karena ia
bisa mengharumkan nama Indonesia di mata dunia dan istrinya melahirkan dengan
selamat.