Wednesday, October 22, 2014

Berkorban Untuk Beban

Keringat mulai bercucuran di wajahnya dan badannya yang kekar pun terlihat basah. Waktu masih menunjukkan pukul 8, namun ia sudah terlihat seperti telah bekerja setengah hari. Dia melakukan hal tersebut hampir setiap hari. Ya, dia adalah Eko, seorang atlit angkat beban.
Akhir – akhir ini ia lebih sering latihan dikarenakan akan ada sebuah kejuaraan internasional bulan depan. Dan ia bertekad untuk mendapatkan yang terbaik pada kejuaraan tersebut.
“Hyaaa” beban yang berat itu mampu diangkat olehnya.
“Hebat sekali kamu ko, itu angkatan terbaik kamu” tanggap Azis rekan Eko di tempat latihan.
“Ah biasa saja kok” balas Eko dengan rendah hati.
Setelah angkatan terbaik tadi Eko dan Azis pun menyudahkan latihan mereka pada hari itu.
Sesampainya di rumah Eo disambut oleh seorang wanita dengan perut yang terlihat membesar. Ya, wanita tersebut adalah istri Eko yang sedang hamil, wanita tersebut menyambut Eko dengan senyuman dan juga dengan membuatkan segelas teh hangat untuk Eko.
Waktu pun terus berjalan, kejuaraan Internasional terseut pun semakin dekat. Seiring dengan itu usia kehamilan istri Eko terus bertambah pula.
Pada awalnya Eko merasa baik saja dengan keadaan seperti itu, namun seiring dengan berjalannya waktu Eko pun mulai sadar bahwa kejuaraan yang akan ia ikuti kemungkinan bersamaan dengan waktu persalinan istrinya.
Kegundahan hati Eko pun semakin bertambah karena ia tidak memiliki cukup uang untuk proses persalinan istrinya tersebut.
“Bu, gimana kalau nanti pas Ibu melahirkan bapak tidak bisa menemani?” tanya Eko kepada istrinya.
“Lho emangnya kenapa pak?” jawab istri Eko.
“Ya soalnya kejuaraan yang bapak mau ikuti kemungkinan bersamaan dengan persalinan ibu” balas Eko.
“Yowis lah pak ndak papa lah pak kamu ikuti saja kejuaraan itu, lagipula itu juga kan buat negara kita juga pak, ibu bisa kok sendirian” jawab istri Eko dengan senyum.
Kejuaraan hanya tinggal 2 hari lagi, Eko pun berkemas menyiapkan barang yang akan ia bawa nanti.
“Ibu yakin gapapa bapak tinggal sendiri dirumah?” tanya Eko dengan penuh kekhawatiran menjelang keberangkatannya.
“Ndak papa kok pak” jawab istrinya dengan sedikit meyakinkan Eko.
Eko pun berangkat menuju bandara. Dan dengan penuh kekhawatiran dan kebimbangan Eko meninggalkan istrinya seorang diri, karena memang tidak ada pilihan lain ia juga harus mencari biaya untuk persalinan istrinya.
Sesampainya di Uzbekistan, yakni negara tempat dilaksanakannya kejuaraan tersebut, Eko terus berkomunikasi dengan istriya untuk mengetahui bagaimana kondisinya.
Dan waktu kejuaraan pun tiba, Eko melihat sekelilingnya dan melihat para lawannya bertubuh sangat besar dan kekar, mungkin Eko merupakan yang terkecil diantara mereka. Namun Eko tidak putus semangat, ia bertekad untuk mengharumkan dan membesarkan nama Indonesia pada kejuaraan tersebut.
Dikarenakan tekad dan semangat yang kuat akhirnya Eko bisa menjadi juara. Ya Eko sagat senang karena selain ia mendapat juara ia juga mendapat hadiah uang, dan itu akan ia gunakan untuk biaya persalinan istrinya.

Namun setelah selesai dari kejuaraan tersebut Eko tidak dapat menghubungi istrinya. Hati Eko yang awalnya senang berubah menjadi gundah, Eko terus berusaha menghubungi istrinya namun tetap tidak bisa. Setelah beerjam jam mencoba akhirnya Eko bisa menghubungi istrinya. Dan saat menelpon istrinya terukir senyum indah di wajahnya, ya istrinya telah melahirkan dan bayinya pun lahir dengan selamat. Eko merasa lega dan sangat bahagia karena ia bisa mengharumkan nama Indonesia di mata dunia dan istrinya melahirkan dengan selamat.