1. Leonardo da Vinci — Italy
220
Leonardo
da Vinci (lahir di Vinci, propinsi Firenze, Italia, 15 April 1452–meninggal di Clos Lucé, Perancis, 2 Mei 1519 pada umur 67 tahun) adalah arsitek, musisi, penulis, pematung,
dan pelukis Renaisans Italia. Ia digambarkan sebagai arketipe "manusia
renaisans" dan sebagai jenius universal.
Leonardo
terkenal karena lukisannya yang piawai, seperti Jamuan Terakhir dan Mona Lisa. Ia
juga dikenal karena mendesain banyak ciptaan yang mengantisipasi teknologi
modern tetapi jarang dibuat semasa hidupnya, sebagai contoh ide-idenya tentang
tank dan mobil yang dituangkannya lewat gambar-gambar dwiwarna. Selain itu, ia
juga turut memajukan ilmu anatomi, astronomi,
dan teknik
sipil bahkan juga kuliner.
2. Johann Wolfgang von
Goethe — Germany 210
Johann
Wolfgang von Goethe (lahir 28 Agustus 1749–meninggal 22 Maret 1832 pada umur 82 tahun) adalah novelis, sastrawan, humanis, ilmuwan,
dan filsuf Jerman.
Goethe
adalah salah satu dari tokoh terpenting dalam dunia sastra Jerman dan Neoklasisisme dan Romantisme Eropa pada akhir abad ke-18 dan
awal abad ke-19. Ia
adalah pengarang Faust dan Zur Farbenlehre (Teori Warna), serta
merupakan inspirasi bagi Darwin dengan
penemuan terpisahnya terhadap tulang rahang pramaksilia manusia dan fokusnya
kepada evolusi. Pengaruh
Goethe tersebar di sepanjang Eropa, dan selama seabad ke depan karyanya
merupakan sumber inspirasi utama dalam musik, drama, dan puisi.
3. Gottfried Wilhelm von Leibniz —
Germany 205
Gottfried
Wilhem Leibniz atau kadangkala dieja sebagai Leibnitz atau Von
Leibniz (1 Juli (21
Juni menurut tarikh kalender
Julian) 1646 – 14 November 1716) adalah seorang filsuf Jerman keturunan
Sorbia dan berasal dari Sachsen.
Ia terutama terkenal karena faham Théodicée bahwa manusia hidup dalam
dunia yang sebaik mungkin karena dunia ini diciptakan oleh Tuhan Yang Sempurna.
Faham Théodicée ini menjadi terkenal karena dikritik dalam buku Candide karangan Voltaire.
Selain
seorang filsuf, ia
adalah ilmuwan, matematikawan, diplomat, ahli fisika, sejarawan dan doktor
dalam hukum duniawi dan hukum gereja. Ia dianggap sebagai Jiwa Universalis
zamannya dan merupakan salah seorang filsuf yang paling berpengaruh pada abad
ke-17 dan ke-18. Kontribusinya kepada subyek yang begitu luas tersebar di
banyak jurnal dan puluhan ribu surat serta naskah manuskrip yang belum semuanya
diterbitkan. Sampai sekarang masih belum ada edisi lengkap mengenai
tulisan-tulisan Leibniz dan dengan ini laporan lengkap mengenai prestasinya
belum dapat dilakukan.
4. Emanuel Swedenborg — Sweden 205
Emanuel
Swedenborg (nama lahir: Emanuel Swedberg; lahir di Stockholm, Swedia, 8 Februari 1688–meninggal diLondon, Inggris, 29 Maret 1772 pada umur 84 tahun adalah
seorang ilmuwan, filsuf, mistikus
Kristen, dan teolog Swedia. Swedenborg memiliki karier yang
produktif sebagai seorang penemu dan ilmuwan. Pada
usia lima puluh enam tahun, ia memasuki fase spiritual dalam hidupnya, dan ia
mulai mengalami "mimpi dan penglihatan".
Hal ini memuncak sebagai kebangkitan spiritual, di mana ia mengklaim telah
ditunjuk oleh Tuhan agar menulis doktrin surgawi untuk mereformasi agama Kristen.
Ia mengklaim bahwa Tuhan telah membuka matanya, sehingga sejak saat itu ia bisa
bebas mengunjungi surga dan neraka, dan berbicara dengan para malaikat, setan, dan roh-roh lainnya.
Selama 28 tahun sisa hidupnya, ia menulis dan menerbitkan 18 karya-karya
teologis, yang paling terkenal adalah Surga dan Neraka (1758), dan
beberapa karya teologis yang tidak diterbitkan.
5. William James Sidis — USA 200
6. Kim Ung-Yong — Korea 200
7. Thomas Wolsey
Politician — England 200
8. Hugo Grotius
Writer — Holland 200
9. Sir Francis Galton Scientist &
doctor — England 200
10. John Stuart Mill Universal
Genius — England 200
John
Stuart Mill (lahir di Pentonville, London, Inggris, 20 Mei 1806 – meninggal di Avignon, Perancis, 8 Mei 1873 pada umur 66 tahun) adalah seorang filsuf empiris dari Inggris. Ia
juga dikenal sebagai reformator dari utilitarianisme sosial. Ayahnya, James Mill,
adalah seorang sejarawan dan akademisi. Ia mempelajari psikologi, yang
merupakan inti filsafat Mill,
dari ayahnya. Sejak kecil, ia mempelajari bahasa Yunani dan bahasa Latin. Pada
usia 20 tahun, ia pergi ke Perancis untuk
mempelajari bahasa, kimia,
dan matematika. Mill
lahir pada tahun 1806 dan meninggal dunia pada tahun 1973.
Menurut
Mill, psikologi adalah suatu ilmu pengetahuan dasar yang menjadi asas bagi
filsafat. Di sini, pandangannya berbeda dengan Comte. Tugas psikologi adalah
menyelidiki apa yang disajikan oleh kesadaran, artinya sistem indrawi manusia
dan hubungan-hubungannya. Mill berpendapat bahwa satu-satunya sumber bagi
segala pengenalan adalah pengalaman. Oleh karena itu, induksi menjadi jalan kepada
pengenalan.
Di
dalam etika, Mill
melihat hubungan timbal-balik antara manusia secara pribadi dengan masyarakat
atas dasar prinsip utilitarianisme. Dengan demikian, tindakan yang
dilakukan oleh manusia bertujuan membawa kepuasan bagi dirinya sendiri secara
psikologis, bukan orang lain atau nilai-nilai. Dia adalah seorang
pendukung Utilitarianisme, sebuah teori etika yang dikembangkan oleh filsuf
Jeremy Bentham.
0 komentar:
Post a Comment